Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . . Jadwal Majelis Ta’lim Nurul Musthofa Lil Al-Habib Ghasim Syami Bin Ja'far Assegaf . . Selasa, 1 Oktober 2013 ( Pkl 20:00 WIB ) . . Bertempat di : Rawa Kuning, Pulo Gebang, Cakung - Jakarta Timur . . Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . . Jadwal Majelis Ta’lim Nurul Musthofa Lil Al-Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf . . Sabtu, 5 Oktober 2013 ( Pkl 20:00 WIB ) . . Bertempat di : Jl. Pilar Mas Raya, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, - Jakarta Selatan . .

Senin, 16 April 2012

Pernyataan bahwa melakukan thawaf di kuburan adalah syirik

        Melakukan thawaf di kuburan.Perbuatan ini termasuk syirik (menyekutukan Allah).Tidak
dibenarkan shalat di kuburan, karena ia dapat mengantarkan kepada syirik, apa lagi kalau
shalat itu di tujukan kepada nya atau dengan maksud menyembahnya.Na’udzubillah.
           Jawaban Habib Munzir Al Musawa
Diriiwayatkan pada Shahih Muslim, bahwa Rasul saw mendatangi kuburan seorang
wanita yang wafat dan dikuburkan tanpa sepengetahuan Rasul saw, maka Rasul saw
mendatangi kuburnya dan melakukan shalat gaib bersama para sahabat, lalu bersabda :
Pekuburan ini penuh dengan kegelapan, Allah menerangi mereka dengan shalaatku tadi
untuk mereka (Shahih Muslim).
Mengenai tawaf dikuburan, tentunya tidak diajarkan dalam Islam, namun Mengenai
membangun diatas kuburnya tempat ibadah Berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar :
“Berkata Imam Al Baidhawiy : ketika orang yahudi dan nasrani bersujud pada kubur para
nabi mereka dan berkiblat dan menghadap pada kubur mereka dan menyembahnya dan
mereka membuat patung patungnya, maka Rasul saw melaknat mereka, dan melarang
muslimin berbuat itu, tapi kalau menjadikan masjid di dekat kuburan orang shalih dengan
niat bertabarruk dengan kedekatan pada mereka tanpa penyembahan dengan merubah
kiblat kepadanya maka tidak termasuk pada ucapan yang dimaksud hadits itu”(Fathul
Bari Al Masyhur Juz 1 hal 525)
Lalu mengapa para Imam membiarkan Qubbah Rasulullah saw yang semegah itu?, Imam
Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafii, Imam Bukhari, Imam Ahmad bin Hanbal, dan
ratusan para Huffadh dan Muhaddits lainnya membiarkan kuburan kuburan dan kubah kubah
menonjol, apakah mereka tak mengerti ilmu?
Tentunya jawabannya bahwa yang dilarang adalah jika untuk penyembahan maka
hancurkanlah, jika untuk tabarruk maka hal itu boleh boleh saja.
Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar ra bila datang dari perjalanan dan tiba di
Madinah maka ia segera masuk masjid dan mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap
: Assalamualaika Yaa Rasulallah, Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya

Kasih Sayang & Kemurkaan Allah SWT Pada Jenazah


قال رسول اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ لَا يُعَذِّبُ بِدَمْعِ الْعَيْنِ وَلَا بِحُزْنِ الْقَلْبِ وَلَكِنْ يُعَذِّبُ بِهَذَا وَأَشَارَ إِلَى لِسَانِهِ أَوْ يَرْحَمُ وَإِنَّ الْمَيِّتَ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْه
(صحيح البخاري)
“Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh Allah SWT tidak menyiksa/murka dengan linangan airmata, tidak pula dengan kesedihan hati, namun Allah bisa murka atau bisa mengasihani sebab ini: seraya menunjuk lidah beliau SAW, dan sungguh mayyit disiksa sebab raungan keluarganya atas kematiannya” (Shahih Bukhari)

Dua Sebab Siksa Di Alam Kubur


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ:مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ : إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
(صحيح البخاري)
“Dari Ibn Abbbas Ra berkata, Nabi SAW melewati dua kuburan dan bersabda: “Sungguh keduanya tersiksa, dan bukan tersiksa sebab dosa yang sangat besar, namun salah satunya tidak menutup aurat (membuka auratnya dihadapan orang lain) saat buang air kecil, dan yang satunya sering mengadu domba orang lain, lalu beliau SAW mengambil sehelai daun yang masih segar, dan membelahnya menjadi dua, dan menaruhnya masing-masing helai di masing masing kubur tersebut, maka orang orang bertanya: Wahai Rasulullah, untuk apa engkau perbuat itu?, maka beliau SAW bersabda: semoga diringankan untuk keduanya sebelum potongan daun ini mengering” (Shahih Bukhari)