Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . . Jadwal Majelis Ta’lim Nurul Musthofa Lil Al-Habib Ghasim Syami Bin Ja'far Assegaf . . Selasa, 1 Oktober 2013 ( Pkl 20:00 WIB ) . . Bertempat di : Rawa Kuning, Pulo Gebang, Cakung - Jakarta Timur . . Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . . Jadwal Majelis Ta’lim Nurul Musthofa Lil Al-Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf . . Sabtu, 5 Oktober 2013 ( Pkl 20:00 WIB ) . . Bertempat di : Jl. Pilar Mas Raya, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, - Jakarta Selatan . .

Sabtu, 06 April 2013

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَلَا تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ يَشْتُمُوْنَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُوْنَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّدٌ ( صحيح البخاري)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ.
Limpahan puji kehadirat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, makhluk yang paling diagungkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan semua makhluk kecuali oleh para penduduk neraka, makhluk yang akan tinggal di surga dan tidak satupun dari penduduk surga kecuali memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , maulana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, habibuna Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , maka runtuhkanlah seluruh keinginan yang hina demi mendapatkan keinginan yang luhur untuk bersama kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
Kita telah membaca hadits dari riwayat Shahih Al Bukhari, dimana para kuffar quraisy karena marahnya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka tidak lagi menamakan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan nama Muhammad (yang selalu dipuji) akan tetapi menamakannya Mudzammam (yang selalu dicaci), mereka kuffar quraisy tidak mau mengucapkan nama Muhammad, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada para sahabat : “Kalian melihat mereka (kuffar quraisy) mencaci dan melaknat Mudzammam (orang yang dicela), sedangkan aku adalah Muhammad (orang yang dipuji)”. Allah subhanahu wata’ala Yang memberi nama beliau Muhammad (orang yang dipuji), sehingga orang yang tidak mau memuji beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia telah bertentangan dengan kehendak Allah subhanahu wata’ala Yang telah memberi nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan nama Muhammad (yang banyak dipuji). Mengapa orang-orang tidak mau banyak memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah karena hal itu adalah kultus, atau kesyirikan kah?!, padahal Allah lah Yang telah memberinya nama Muhammad (orang yang banyak puji). Sehingga dengan ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam itu patahlah ucapan orang quraisy yang telah menamakan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Mudzammam, sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Muhammad.
Hadirin yang dimuliakan Allah, Dalam pembahasan kitab Ar Risalah Al Jami’ah kali ini kita akan membahas kalimat :
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Kalimat وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا telah kita bahas di majelis yang lalu, dan malam ini kita akan membahas kalimat محمد . Terdapat pertanyaan apakah kata سيدنا boleh diucapkan disaat membaca doa tasyahhud dalam shalat, dimana selain dalam doa tasyahhud hal itu boleh-boleh saja, sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku (melakukan) shalat”.
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam disaat tasyahhud tidak menamakan dirinya “Sayyidina Muhammad”, maka bolehkah kita menambahi kata “Sayyidina” dengan dasar sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ini yang memmerintah kita untuk melakukan shalat sebagaimana beliau melakukan shalat, maka hal ini tentunya boleh karena hal itu tidak merubah makna, bahkan hal itu lebih lagi mengangkat kemuliaan dan derajat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di hati kita. Begitu juga dalam bershalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hal yang diperbolehkan untuk kita menambahkan kalimat “sayyidina”, seperti :
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّد
Maka hal yang demikian diperbolehkan, dan juga dikarenakan tidak semua para sahabat membaca bacaan yang sama seperti bacaan-bacaan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ucapkan. Oleh sebab itu ada para sahabat yang membaca bacaan tidak seperti apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu ketika getaran kerinduan mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak terkendali. Adapun para sahabat seperti sayyidina Ali bin Abi Thalib, sayyidina Abdullah bin Abbas dan sahabat-sahabat yang lainnya mereka tetap dapat menahan diri dari kerinduan dan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka tetap kuat hatinya untuk mengucapkan kalimat :
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
“ Salam sejahtera atasmu wahai nabi dan limpahan rahmat dan keberkahan”
Sedangkan diantara para sahabat ada tidak mampu untuk mengucapkan kalimat tersebut sehingga diantara mereka terjatuh pingsan ketika membaca kalimat, karena teringat sang kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga mereka diberi keringan dan tentunya dengan adanya udzur untuk mengatakan :
السَّلاَمُ عَلَيْهِ
“ Salam sejahtera atasnya”
Sehingga jika disebabkan karena ingin memuliakan dan mengagungkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka diperbolehkan untuk menambahkan kalimat “Sayyidina” atau “Maulana” untuk memanggil nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Terdapat ribuan bentuk shalawat yang menggunakan lafadz “Sayyidina”, bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menamakan dirinya “Sayyid”, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلَاَ فَخْرَ
“ Aku adalah pemimpin anak Adam dan tanpa ada kebanggaan (kesombongan)”
Dan dalam riwayat yang lain beliau bersabda :

أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“ Aku adalah pemimpin manusia di hari kiamat”
Kata “Sayyid” tidak hanya khusus untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam namun kata itu bisa untuk siapa saja, namun ketika kita mengucapkan kalimat “ Sayyidina wa Maulana Muhammad”, maka maksud kalimat itu tidak ada yang lain kecuali nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian jumlah nama nabi Muhamamd shallallahu ‘alaihi wasallam sangat banyak, hingga mencapai lebih dari 100 nama, dimana dari semua huruf hijaiyah terdapat nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai contoh huruf alif ( أ ) yaitu أمين : Amiin (yang dipercaya), diman beliau shallallahu ‘alaihi wasallam digelari dengan Al Amiin, sehingga kuffar quraisy yang selalu memusuhi beliau shallallhu ‘alaihi wasallam mereka masih mempercayai beliau dan tetap menitipkan barang-barang berharga mereka kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam padahal mereka memusuhi beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan selalu berusaha untuk membunuh beliau shalallahu ‘alaihi wasallam, namun karena ketika itu di Makkah tidak ada orang yang dapat lebih dipercaya dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam akan hijrah, beliau tidak meninggalkan begitu saja barang-barang kuffar quraisy yang dititipkan kepada beliau, namun barang-barang tersebut diserahkan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk dikembalikan kepada pemiliknya para kuffar quraisy, dengan berkata : “Wahai Ali kembalikanlah barang-barang ini kepada pemiliknya, karena mereka telah menitipkannya kepadaku, barang ini milik si fulan, barang ini milik si fulan ”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintah sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak lupa akan amanah yang dititipkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, demikianlah akhlak luhur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang diberi julukan “Al Amiin”.
Kemudian huruf Ba’ ( ب ) yang diantaranya adalah بسام : Bassaam ( yang banyak tersenyum), huruf Ta’ ( ت ) yaitu تقي : Taqiiy (yang bertaqwa), huruf Tsaa’ (ث) yaitu ثابت : Tsaabit ( orang yang tegar atau teguh ), sebagaimana ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam diminta utnuk berhenti berdakwah dan meninggalkan agamanya, maka beliau berkata dengan tegas : “Jika seandainya kalian letakkan bulan di tangan kananku dan matahari di tangan kiriku, agar aku meninggalkan dakwah ini, sungguh aku tidak akan melakukannya”, atau ثبات : Tsabbaat (yang memperkuat orang lain baik di dunia atau di akhirat), sehingga orang yang banyak bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga akan dikuatkan dan diteguhkan dalam melawan dan menghindari perbuatan maksiat.
Kemudian huruf Jim (ج) yaitu جميل : Jamiil atau جمال : Jamaal (yang indah/ keindahan), kemudian huruf Haa’ (ح) yaitu حليم : Haliim (yang berlemah lembut dan memaafkan), huruf Khaa’ (خ) yaitu خبير : Khabiir (yang banyak memberi kabar), sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam banyak memberi kabar kepada kita akan kabar-kabar yang dikabarkan oleh Allah kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, setiap rasul adalah Khabiir demikian juga para ulama’ dan para shalihin dimana mereka juga menyampaikan kabar-kabar mulia. Kemudian huruf Daal (د) yaitu داع : Daa’i (yang mengajak), dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pemimpin para Daa’i. Kemudian huruf Dzaal (ذ) yaitu ذكي : Dzakiy ( orang yang cerdas). Kemudian huruf Raa’ (ر) yaitu رحمة (kasih sayang), huruf zaay (ز) yaitu زكي : Zakiy (orang yang suci). Dan huruf Siin (س) yang salah satunya adalah سيد : Sayyid (pemimpin), lalu huruf Syiin (ش ) yaitu شكور : Syakuur (yang banyak bersyukur), serta شافع : Syaafi’ (yang memberi syafaat), demikian indahnya nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam sehingga dari semua huruf hijaiyyah terdapat nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada nama makhluk yang lebih banyak di alam semesta ini daripada nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, nama makhluk yang paling dahulu adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan nama mahkluk yang akan membuka surga adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rahasia kebenaran yang dilimpahkan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada kita melalui nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan limpahan rahmat yang besar bagi kita, sehingga dengan mengenal nama-nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kita dapat memberi nama sendiri untuk nama anak-anak kita, jika kita merasa kesulitan untuk memintakan nama mereka kepada para ulama’. Inilah rahasia kelembutan Allah subhanahu wata’ala yang terwariskan kepada orang yang memberikan namanya dengan nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana perintah beliau dalam sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam :

سَمُّوْا بِاسْمِيْ
“ Berilah nama dengan namaku”
Hadirin yang dimuliakan Allah, Penjelasan akan nama-nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diawali dengan huruf-huruf hijaiyah insyaallah akan kita lanjutkan pada majelis yang akan datang. Dan malam ini kita akan melakukan shalat ghaib yang akan dipimpin oleh Al Habib Hud untuk Al Marhum As Syahid As Syaikh Said Ramadhan Al Buthi yang wafat karena di bom di saat beliau mengajar di masjid. Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala, semoga Allah mengabulkan segala hajat-hajat kita di dunia dan akhirat, amin allahumma amin.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Sumber : Al-Habib Munzir Bin Fuad Almusawa   

10 Orang Yang Darahnya Dihalalkan Rasulullah Saw

Rasulullah beserta pasukannya memasuki kota Makkah dengan penuh kesopanan. Rasulullah memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerang sebelum diserang. Melihat kekuatan pasukan Muslimin yang banyak, tidak sedikit para gembong kafir Quraisy yang melarikan diri keluar Makkah.

Pada peristiwa itu, juga Rasulullah menjatuhkan hukuman mati untuk 10 orang dari penduduk Makkah dan memerintahkan kepada pasukannya agar membunuh mereka. Namun, Rasulullah tetap membuka pintu maaf bagi mereka. Nama-nama sepuluh orang yang dijatuhi hukuman mati oleh Rasululllah itu adalah :

1. Ikrimah bin Abu Jahal

Ikrimah adalah anak Abu Jahal. Ia giat sekali dalam menghadang dakwah Islam di Makkah. Saat penaklukan kota Makkah dan mendengar dirinya masuk dalam daftar orang yang divonis mati, Ikrimah lari ke Yaman. Ia sempat mengajak istrinya, Ummu Hakim binti Haris, melarikan diri. Tapi, istrinya menolak.

Setelah Ikrimah pergi, istrinya menemui Rasulullah di perkemahan pasukan Muslimin. Ia menceritakan ketakutan suaminya dan meminta amnesti (pengampunan) kepada Rasulullah. Rasul pun memaafkannya. Istrinya menyusul Ikrimah ke Yaman. Sekembalinya dari Yaman, mereka bersyahadat di hadapan Rasul.


2. Abdullah bin Khaththal

Mulanya ia bernama Abdul ’Uzza. Tapi, setelah memeluk Islam, Rasulullah mengganti namanya dengan Abdullah. Ia sering diminta Rasulullah untuk memungut zakat. Ia murtad (keluar dari Islam) setelah Rasulullah mengutusnya sebagai petugas zakat ke salah satu daerah. bersama salah seorang sahabat Anshar yang juga mantan budaknya yang Muslim.

Di dalam perjalanan tugas itu, ia berhenti di suatu tempat, kemudian menyuruh mantan budaknya menyembelih kambing hutan miliknya dan memasak untuknya. Setelah itu, Abdullah bin Khaththal tertidur. Ketika ia bangun, ia melihat mantan budaknya tidak menjalankan perintahnya, kemudian ia menyerangnya hingga tewas.

Setelah itu, ia kembali murtad. Saat peristiwa fathu Makkah, Abdullah bersembunyi di balik kain Ka’bah. Sa’id bin Harits Al-Makhzumi dan Abu Barzah Al-Aslami memergokinya dan mengabarkan kepada Rasulullah. “Bunuhlah dia!” perintah Rasul. Maka kedua sahabat Rasul itu membunuh Abdullah.


3. Wahsyi bin Harb

Wahsyi seorang budak dari Hindun binti Utbah. Saat berkecambuk perang Uhud, Hindun memerintahkan Wahsyi membunuh Hamzah, paman Rasulullah. Bila misinya sukses, Wahsyi dijanjikan akan dimerdekakan.

Wahsyi berhasil membunuh Hamzah dengan tombaknya. Atas perbuatannya itu, saat fathu Makkah, Wahsyi masuk daftar orang yang akan dibunuh. Mendengar itu, Wahsyi melarikan diri ke Thaif. Tapi, ia kembali ke Makkah setelah mendengar kabar bahwa Rasulullah mengampuninya. Melihat kemuliaan Islam dan akhlak Rasul, akhirnya Wahsyi memeluk Islam.


4. Miqyas bin Shubabah

Miqyas mengaku sebagai Muslim. Ia datang menemui Rasulullah di Madinah. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang kepadamu dalam keadaan Muslim dan bermaksud meminta diyat saudaraku. Ia dibunuh karena salah sasaran.” Rasulullah memerintahkan sahabat membayar diyat kepada Miqyas.

Miqyas sempat tinggal di Madinah beberapa lama, kemudian ia membunuh pembunuh saudaranya. Ia kembali ke Makkah dalam keadaan murtad dan bergabung bersama orang-orang musyrik. Berkat perbuatannya itu, Miqyas divonis hukuman mati oleh Rasulullah. Ia dibunuh oleh Numailah bin Abdullah, seorang sahabat Rasul yang juga sepupunya.


5. Habbar bin Al-Aswad

Nama lengkapnya Habbar bin Al-Aswad bin Muthalib. Ia pernah menghadang Zainab binti Muhammad saat hendak hijrah ke Madinah. Ia menarik sekedup yang ditunggangi Zainab hingga putri Rasulullah itu jatuh ke tanah. Akibat perbuatannya itu, Zainab keguguran.

Saat fathu Makkah, Habbar melarikan diri meninggalkan Makkah. Ia kemudian menghadap Rasulullah untuk meminta amnesti. Rasulullah mengabulkannya, semua kesalahannya dimaafkan dan akhirnya ia menjadi seorang Muslim yang giat membela agamanya.


6. Ka’ab bin Zuhair

Ka’ab bin Zuhair bin Abi Sulma Al-Muzanni merupakan salah seorang pujangga kenamaan. Ia seringkali menghina dan menyakiti Rasulullah dengan syair-syairnya. Rasulullah menjatuhi hukuman mati kepada Ka’ab. Ia sempat disurati sahabatnya, Bujair. Isinya, memberitahukan hukuman mati yang akan diterimanya jika ia tidak segera memeluk Islam.

Akhirnya ia menghadap Rasulullah dan menyatakan ke-islamannya. Sejak itu, syair-syair yang dibuatnya berisi pujian terhadap Rasulullah.


7. Abdullah bin Sa’ad bin Abu Sarh

Abdullah adalah saudara sesusuan ‘Utsman bin Affan. Rasulullah menjatuhkan vonis mati kepadanya, karena tadinya ia memeluk Islam. Bahkan sempat ikut hijrah bersama Rasulullah ke Madinah.

Abdullah meminta perlindungan kepada ’Utsman. ’Utsman lalu membawanya kepada Rasulullah dan meminta jaminan keselamatan untuk Abdullah. Rasulullah diam cukup lama dan tidak menanggapi permintaan ’Utsman tersebut. Sikap diam itu dilakukan dengan harapan para sahabat segera menghampiri Abdullah dan memenggal kepalanya. Salah seorang sahabat Anshar berkata, “Kenapa engkau tidak memberi isyarat kepadaku, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Nabi itu tidak boleh membunuh dengan memberi isyarat.”

Akhirnya Rasulullah memaafkan Abdullah dengan jaminan ’Utsman. Sesudah itu ia kembali memeluk Islam.


8. Shafwan bin Umayyah

Shafwan anak dari Ummayah bin Khalaf, majikan Bilal bin Rabbah. Shafwan pernah membunuh Zaid bin Dasinah, sahabat Rasul, di tiang gantung.

Saat peristiwa fathu Makkah, Shafwan melarikan diri meninggalkan Makkah menuju Yaman. Umair bin Wahb Al-Jumahy meminta amnesti untuk Shafwan kepada Rasulullah. Rasulullah pun memberinya.

Setelah mengantongi amnesti dari Rasulullah, Umair langsung menemui Shafwan yang saat itu tengah siap-siap menuju Yaman. Shafwan tidak menuruti ajakan Umair untuk memeluk Islam dan menemui Rasulullah. Ia meminta waktu dua bulan untuk mengambil keputusan. Selang beberapa bulan, Shafwan memutuskan bergabung bersama Islam. Istrinya lebih dahulu masuk Islam.


9. Hindun binti Utbah

Hindun istri dari Abu Sufyan bin Harb, pemuka Quraisy. Ia wanita kejam dan bengis. Ia pernah memakan jantung dan hati Hamzah bin Abdul Muththalib, paman Rasulullah, saat perang Uhud.

Saat pasukan Islam memasuki kota Makkah, Hindun dan suaminya ketar-ketir. Apalagi saat mendengar dirinya masuk dalam daftar sepuluh orang yang akan dibunuh. Tapi, perasaan takut itu hilang saat Rasulullah memaafkan kesepuluh terpidana mati itu. Hindun bersama perempuan Quraisy lainnya memberanikan diri menemui Rasulullah dan menyatakan bergabung bersama Islam.


10. Huwairits bin Nuqaiz

Ia termasuk yang memusuhi Islam. Juga sering menyakiti hati Rasulullah dengan ejekannya. Ia lakukan itu semenjak Rasulullah masih di Makkah.

Dalam riwayat, Huwairits pernah menganggu unta yang dikendarai Abbas dan kedua putri Rasul, Fatimah dan Ummi Kalsum. Akibatnya kedua putri Rasul itu terjerambab jatuh ke tanah. Saat fathu Makkah ia masuk daftar hitam oleh Rasulullah. Huwairits berhasil ditangkap dan dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib.

Kisah Taubatnya Wahsyi, Orang Yang Telah Membunuh & Mengambil Jantung Paman Nabi Saw

“Katakanlah Wahai hamba-hamba Ku, yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha Mengampuni semua dosa, dan sungguh Allah Maha pengampun dan berkasih sayang” (QS Azzumar 53)


Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi’iyad didalam kitabnya Assyifa, menukilkan riwayat ayat ini adalah: Ketika Sang pembunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu’anhu (pamannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), yaitu Wahsyi seorang budak yang memang sengaja membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu di dalam perang Uhud, di saat perang Uhud itu Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib di tombak dari kejauhan dari belakang tubuhnya hingga wafat dan Wahsyi tidak cukup hanya dengan itu, Wahsyi membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua matanya lantas di bawakan kepada Hindun.

Hadirin Hadirat, inilah dosanya Wahsyi orang yang telah membunuh pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mengeluarkan jantungnya dari dadanya, jenazah itu di robek dan di keluarkan jantungnya, dicungkil ke dua mata, bibir, hidung dan kedua telinganya dan di bawakan untuk tuannya.
Lalu di saat itu, disaat Fatah Makkah, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah dengan 100 ribu muslimin muslimat, Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai kepantai, Istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni?”

Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata
“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”. Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai. Berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam
“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”

Wahsyi berkata pada Istrinya: “kamu tahu bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam tahu kamu istri saya?” maka berkata Istrinya: “tidak ku sampaikan”
“katakan dulu, mustahil aku diampuni”
Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan”
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
“sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”

Maka Istrinya berkata: “Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya”
Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :
“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”

Rasul menyampaikannya kepada para Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “kau wahsyi yang telah membunuh pamanku? Hamzah bin Abdul Muthallib”
“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”
“kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”
“Kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”
“Aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi”

Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata “nah ini tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab, barangkali sedikit bisa menebus dari pada kesalahan ku yang lalu”,

Namun kita lihat Sang Maha Lembut Rabbul’alamin berbuat kepada orang yang demikian, Wahsyi, Allah menjawab keputus asaannya dengan kasih sayang Allah yang berkata pada istrinya “mustahil aku di ampuni karena aku sudah berbuat dosa yang sangat besar, membunuh pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam” namun justru Allah memanggilnya untuk kembali kepada cintanya, “jangan putus asa dari kasih sayang Allah” kenalilah Tuhan mu yang Maha Lembut dan Maha Berkasih sayang, tiada yang lebih lembut dari Nya, tiada yang lebih santun dari Nya, Dialah Allah, yang telah mengutus hamba yang paling di Cintai Nya, Yang mempunyai sifat yang sangat lemah lembut Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Akhlak Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Isro’ Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Pemimpin kita dan idola kita yang berlemah lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam: “Rasul shallallahu ‘alaihi
wasallam, sebaik baiknya manusia, budi pekerti dan tubuhnya” dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam telah disampaikan oleh Allah subhanahu wata’ala: “Sungguh engkau mempunyai akhlak yang agung”(QS Nun 4)

Dan firman Allah swt pula: “Telah datang kepada kalian utusan dari bangsa kalian, berlemah lembut dan sangat peduli atas musibah yang menimpa kalian dan sangat berlemah lembut kepada hamba-hamba Allah yang beriman dialah Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam” (QS Attaubah 128)

Sumber : Al-Habib Munzir Bin Fuad Almusawa   

Kamis, 04 April 2013

Jadwal Majlis Ta'lim Nurul Musthofa Minggu Ini


Jadwal Majelis Rasulullah Saw Bulan Ini


Senin, 01 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - MASJID JAMI' AL MUNAWWAR (20:30 - 22:30)
Jl. Raya Pasar Minggu, Pancoran
JAKARTA SELATAN

Kamis, 04 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - GEDUNG DALAIL KHOIROT (20:30 - 22:30)
Komplek Hankam, Cidodol, Kebayoran Lama
JAKARTA SELATAN

Jumat, 05 April 2013

TABLIGH & DZIKIR AKBAR JALAALAH - MASJID NUR MUHAMMAD (20:30 - 22:30)
Kmp. Gandaria, Komplek Billymoon, Pd. Kelapa
JAKARTA TIMUR

Sabtu, 06 April 2013

TABLIGH AKBAR & ZIARAH KUBRO - MASJID JAMI' AT TAQWA (20:30 - 22:30)
Jl. Ukir Pedongkelan Depan,Kapuk
JAKARTA BARAT

Minggu, 07 April 2013

TABLIGH AKBAR - MASJID AL MUHAJIRIN (20:30 - 22:30)
Perumahan Grand Cikarang City, Ds. Karang Rahaja
CIKARANG UTARA - BEKASI

Senin, 08 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - MASJID JAMI' AL MUNAWWAR (20:30 - 22:30)
Jl. Raya Pasar Minggu, Pancoran
JAKARTA SELATAN

Kamis, 11 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - GEDUNG DALAIL KHOIROT (20:30 - 22:30)
Komplek Hankam, Cidodol, Kebayoran Lama
JAKARTA SELATAN

Jumat, 12 April 2013

TABLIGH & DZIKIR AKBAR JALAALAH - MT. RIYADHUS SIDDIQIN (20:30 - 22:30)
Jl. Asem 3, Kebon Jeruk
JAKARTA BARAT

Sabtu, 13 April 2013

TABLIGH & ZIARAH KUBRO - MT. AR RAUDHOH (20:30 - 22:30)
Jl. Plumpang, Rawa Badak Selatan, Koja
JAKARTA UTARA

Minggu, 14 April 2013

TABLIGH AKBAR - MASJID AL MAGHFUR (20:30 - 22:30)
Jl. Cipinang Muara II, Cipinang
JAKARTA TIMUR

Senin, 15 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - MASJID JAMI' AL MUNAWWAR (20:30 - 22:30)
Jl. Raya Pasar Minggu, Pancoran
JAKARTA TIMUR

Kamis, 18 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - GEDUNG DALAIL KHOIROT (20:30 - 22:30)
Komplek Hankam, Cidodol, Kebayoran Lama
JAKARTA SELATAN

Sabtu, 20 April 2013

TABLIGH & ZIARAH KUBRO - KEDIAMAN BPK. HENDRA (20:30 - 22:30)
Bekasi Timur Regency, Bantar Gebang
BEKASI TIMUR

Minggu, 21 April 2013

TABLIGH AKBAR - MASJID AL FURQON (20:30 - 22:30)
Jl. Raya Cibitung Regensi 2, Kmp. Selang ( ps. Induk )
CIBITUNG

Senin, 22 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - MASJID JAMI' AL MUNAWWAR (20:30 - 22:30)
Jl. Raya Pasar Minggu, Pancoran
JAKARTA SELATAN

Kamis, 25 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - GEDUNG DALAIL KHOIROT (20:30 - 22:30)
Komplek Hankam, Cidodol, Kebayoran lama
JAKARTA SELATAN

Sabtu, 27 April 2013

TABLIGH & ZIARAH KUBRO - MUSHOLLA AL IKHLAS (20:30 - 22:30)
Jl. Kesadaran 1, Pondok Benda Lama, Pamulang
TANGERANG

Minggu, 28 April 2013

TABLIGH AKBAR - MASJID BAITURRAHMAN HAQ (20:30 - 22:30)
Jl. H. Mukhtar, Petukangan Utara, Pesanggrahan
JAKARTA SELATAN

Senin, 29 April 2013

MAJELIS AKBAR MINGGUAN - MASJID JAMI' AL MUNAWWAR (20:30 - 22:30)
Jl. Raya Pasar Minggu, Pancoran
JAKARTA SELATAN


Info Kontak : SEKERTARIAT MAJELIS RASULULLAH SAW 021-798-6709 MUHAMMAD QALBY ( IRFAN ) 0817-6666-384

Ulama dan Para Wali


Ulama (jama` dari orang alim), Ulama bisa dibilang Ulama bila dia telah memahami 3 hal :
1. Ilmu Syariat
2. Ilmu Thariqat
3. Ilmu Haqeqat

Sesungguhnya ulama telah disebutkan di dalam Al-Qur`an dan Hadits Nabi SAW bahwa Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu.
Nabi SAW bersabda : “Ulama warisannya para nabi” dan Nabi SAW bersabda yang diriwayatkan dari Ibnu Mas`ud : “Wahai Ibnu Mas`ud, duduknya kamu satu jam di majlisnya orang alim, tidak memegang pena atau pulpen dan tidak menulis satu huruf pun maka lebih baik kamu daripada kamu memerdekakan seribu orang budak, dan melihatnya kamu ke wajah orang alim, maka lebih baik kamu dari pada kamu menyedekahkan seribu kuda di jalan Allah SWT dan mencium tangannya orang alim, maka lebih baik kamu dari pada kamu beribadah seribu tahun”.

Berkata Nabi SAW : “Satu orang ahli ilmu seperti ulama yang waro (apik) lebih ditakutkan syaiton dari pada seribu orang ahli ibadah yang bersungguh-sungguh tetapi dia bodoh”.

Berkata Nabi SAW : “Barang siapa yang mencari ilmu kepada seorang ulama maka Allah akan mengampuni dosanya sebelum dia melangkah”.

Berkata Nabi SAW : “Barang siapa yang memandang kepada seorang alim dengan memandang pandangan gembira, maka Allah SWT menjadikan pandangannya dengan Allah menciptakan para Malaikat yang khusus untuk memintakan ampun kepada Allah untuk orang yang memandang ulama”.

Berkata Nabi SAW : “Barang siapa yang memuliakan orang alim, maka dia telah memuliakan aku, dan barang siapa yang telah memuliakan aku, maka dia telah memuliakan Allah, barang siapa yang telah memuliakan Allah maka tempatnya adalah di syurga”.

Berkata Nabi SAW : “Tidurnya orang alim lebih baik dari pada ibadahnya orang jahil atau bodoh”.
Jelas hadits di atas bahwa ulama adalah kekasih Allah SWT dan kekasih Nabi SAW, Ulama-ulama Nabi Muhammad SAW adalah ulama yang mengajak umat mengajarkan kepada kebesaran Allah SWT dan mengikuti sunah-sunah Rasulullah SAW serta menerangkan kepada mereka tentang :
1. Ilmu Wajib
2. Ilmu Sunah
3. Ilmu Makruh
4. Ilmu Mubah
5. Ilmu Subhat

Di dalam ilmu syari`at, thareqat dan haqeqat.
Hakekatnya tugas ulama kepada orang awam adalah mengajarkan bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, agar ketauhidan dan keyakinan mereka tidak berubah dari kemegahan dunia serta isinya.

Apakah Para Wali Itu ?
Aulia atau Wali adalah ulama yang mengamalkan ilmu Allah SWT, ada yang diberi dan ada yang harus dengan belajar.

Aulia atau Wali adalah karunia dari Allah yang tidak bisa dicita-citakan untuk orang tersebut menjadi wali. Para Aulia atau Wali mereka kebanyakan beristiqomah/konsisten/kontinyu di dalam mengamalkan amal ibadah kepada Allah SWT, tetapi Aulia ini dibagi 2 :

1. Aulia atau Wali yang di mulai dengan menuntut ilmu
Aulia atau Wali ini akan lebih dipelihara oleh Allah SWT dengan ilmu yang dimilikinya karena dia memahami karunia yang telah diberikanNya, maka dia akan menjaga dengan sebaik-baiknya, menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Allah SWT berfirman : ”Sesungguhnya para wali-wali Allah tidak merasakan takut dan tidak merasakan sedih”.

Ayat di atas jelas bahwa Allah SWT ridho kepadanya dan dia ridho kepada Allah SWT, baik apa yang Allah berikan kesenangan maupun kesusahan, tidak ada di hati para Wali Allah itu mengeluh karena mereka selalu bersyukur dan hari-harinya bertambah kebaikan sehingga Allah memberikan kelas yang tinggi disisi-Nya dengan beberapa macam kelas, para Wali Allah itu seperti ilmu padi, hati mereka makin terisi dengan cahaya, maka makin tunduk dan patuh kepada aturan-aturan Allah SWT.

Sesungguhnya telah jelas para Wali-wali Allah di dalam sabda Nabi SAW bahwa Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya bila seseorang hamba Allah dicintai oleh-Nya maka Allah akan menjadikan matanya adalah mata-Ku, kupingnya adalah kuping-Ku, mulutnya adalah mulut-Ku dan gerakannya adalah gerakan-Ku dan barang siapa yang mengganggunya maka dia siap berperang dengan-Ku”.
Maka demikian itu Allah memberikan kelebihan kepada mereka berupa kelebihan yang diluar akal manusia yang dinamai dengan “Karomah”.

Karomah
Karomah atau sering disebut dengan Keramat (Kemuliaan), kemuliaan disebabkan karena pengamalan ilmu mereka sehingga menimbulkan efek-efek kebaikan, mereka tidak rela melihat orang-orang fukoro atau masakin kesusahan, mereka selalu menjaga anak-anak yatim dan banyak sekali amal kebaikan yang menimbulkan karomah atau kemuliaan.

Sebagian dari ulama menafsirkan bahwa karomah atau kemuliaan Allah berikan kepada para Wali-wali Allah seperti hal-hal yang tidak diberikan kepada hamba-hamba Allah yang biasa seperti contohnya : ada mereka yang bisa menyembuhkan orang yang buta, ada mereka yang bisa berjalan di air atau di udara atau hal-hal yang diluar kebiasaan manusia, akan tetapi hakekatnya bahwa para wali Allah itu mulia karena mereka memuliakan undang-undang Allah SWT. Diantara mereka banyak sekali dan tidak terhitung jumlahnya dan tidak ada satu orang walipun yang mengakui dirinya wali.

2. Aulia atau Wali yang diberikan dengan karunia Allah tanpa belajar
Ada pula Aulia atau Wali yang diberikan dengan karunia Allah tanpa belajar tetapi banyak dari pada mereka yang tidak bisa menjaganya seperti contohnya Barsesoh yang diberikan kemuliaan semua muridnya bisa terbang, akan tetapi karena tidak memiliki ilmu dia menghalalkan segala cara sehingga dia mati dalam keadaan yang buruk.
Maka kesimpulannya adalah bahwa ilmu itu diatas segala-galanya.

Wallahu`alam

Al-Habib Ali bin Abu Bakar As-Seggaf


Selain dikenali orang sebagai seorang wali beliau juga salah seorang tokoh ulama yang kenamaan. Beliau sering memberitahukan apa yang tersembunyi dalam hati murid-murid beliau.

Salah seorang murid beliau yang bernama Soleh Bahramil berkata: “Pada suatu kali ketika aku sedang sibuk berzikir di tengah majlis beliau, tibatiba di hatiku tergerak sesuatu yang mengganggu zikirku. Beliau menoleh padaku sambil berkata: “Berzikir itu jauh lebih penting dari apa yang tergerak di hatimu”.


Seorang wanita yang bernama Nahyah binti Mubarak Barasyid pernah tergerak dalam hatinya: “Jika hajatku dikabulkan oleh Allah, ia akan membuatkan sehelai selimut dengan tangannya sendiri untuk Sayid Ali bin Abu Bakar As-Seggaf. Setelah Allah mengabulkan ia terlupa dengan niat dalam hatinya. Sayid Abu Bakar As-Seggaf mengutus salah seorang untuk mengingatkan niat yang tersimpan dalam hati wanita itu. Dengan malu wanita itu membuatkannya segera selimut yang akan dihadiahkan pada Sayid Ali.


Seorang murid beliau berkata: “Pernah aku keluar dari kota Tarim untuk menghantarkan seorang temanku yang hendak berpergian. Temanku itu menitipkan padaku seratus Uqiyah. Dalam perjalananku pulang ke Tarim, wang seratus Uqiyah itu terjatuh ke tengah jalan tanpa kuketahui. Aku datang menemui Sayid Ali, kuadukan kejadian itu. Jawab beliau: “Kembalilah kamu di jalanan yang telah kamu melalui sebelumnya”. Waktu aku keluar menyusuri jalanan yang kulalui, kudapatkan wang seratus Uqiyah itu berada di bawah sebuah tembok di pinggir jalanan.


Seorang muridnya pernah berkata: “Pernah sebiji mata anak perempuan saudaraku terkeluar. Aku datang kepada Sayid Ali As-Seggaf dengan membawa anak perempuan yang keluar matanya itu. Beliau pegang mata itu kemudian dikembalikan pada tempatnya semula. Dengan izin Allah mata yang keluar itu sembuh seperti semula. Aku minta pada beliau mendoakan untuk anak wanita itu agar dapat cepat kahwin. Dengan izin Allah wanita itu segera dipinang orang setelah hidup membujang dalam waktu yang lama”.


Salah seorang kawan beliau berkata: “Pernah aku kehilangan perhiasan yang dibuat dari emas. Aku datang menghadap Sayid Ali As-Seggaf minta doa agar perhiasanku yang hilang itu kutemukan kembali. Beliau berdoa. Waktu pagi hari anehnya kudapati perhiasan itu berada di bawah pohon kurma”.


Sayid Ali bin Abu Bakar As-Seggaf wafat pada tahun 895 H. Jenazahnya dimakamkan di perkuburan Zanbal, Hadramaut.


Wallohu a’lam bishshowab

Al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali Al-Jufri


Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan

tahun 1938 di Semarang. Ayahanda beliau seorang ulama’ yang terkenal
dengan ketinggian akhlaqnya, keluasan ilmunya, kesederhanaan hidupnya,
yaitu Sayyidy al-Habib Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri, Ibunda beliau adalah
wanita sholehah Sayyidah Hababah Sidah binti Muhdlor Assegaf.

Ketika usia beliau 8 tahun, beliau diantar oleh ayahanda beliau ke kota Tarim

di Hadromaut (Yaman) untuk belajar pada Sayyidy al-Habib Abdulloh bin
Umar as-Syatiri. Beberapa guru beliau di sana adalah Sayyidy al-Habib Alwiy
bin Abdulloh bin Shihab, Sayyidy al-Habib Ali bin Hafidz bin Syeh Abubakar,
Sayyidy al-Habib Ali bin Toha al-Haddad dll. Di Hadromaut, beliau mendapat
ijazah pembacaan Maulid al-Ahzab secara langsung dari Syekh Muhammad
al-Ahzab.

Setelah 8 tahun di Hadromaut, beliau kembali ke Indonesia, beliau belajar

pada Sayyidy al-Habib Ahmad bin Umar Assegaf (Semarang), Sayyidy al-
Habib Toha bin Umar Assegaf (Semarang), Sayyidy al-Habib Ali bin Ahmad
(Pekalongan), Sayyidy al-Habib Ali bin Ahmad al-’Atthos (Pekalongan),
Sayyidy al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, Sayyidy al-Habib Ali bin
Abdurrohman as-Syatiri (Jakarta) dll.

Beliau mengatakan jika sedang di Jakarta, beliau tidak lupa mengunjungi salah

satu dua Habib Ali, yaitu Sayyidy al-Habib Ali bin Abdurrohman al-Habsyi
dan Sayyidy al-Habib Ali bin Husein al-’Atthos.

Beliau selalu mengajarkan pada murid-murid beliau untuk menuntut ilmu, untuk

menghadiri majlis-majlis ta’lim, majlis-majlis yang rutin dihadiri beliau adalah
majlis pembacaan Maulid Nabi, peringatan Haul, majlis pembacaan shohih
Bukhori. Dalam satu kesempatan ketika berada di majlis rohah di kediaman
Sayyidy al-Habib Abubakar Assegaf (Gresik), beliau berkata, “Seandainya
keberkahan majlis ini ditebus dengan uang 1 miliar sekalipun maka tetap tidak
akan menggantikan keberkahan majlis tersebut.”

Di Semarang, beliau mengasuh beberapa majlis ta’lim, diantaranya adalah

pengajian ahad pagi di kediaman ayahanda beliau di Jl. Pethek 55 Semarang,
pembacaan Maulid di Mushola Nurul Iman di kampung Pranakan (kampung
beliau), pembacaan manaqib as-Syeh Abdul Qodir al-Jilani tiap malam Jum’at
di kediaman beliau, pengajian kitab Ihya’ Ulumiddin tiap Sabtu pagi.

Salah satu amanat beliau, beliau mengajak untuk hidup sederhana dan beliau

mengajak istiqomah ikut dalam majlis-majlis beliau. Bahkan ketika hujan dan
banjir sekalipun, beliau tetap menghadiri majlis-majlis beliau, meski hanya
diboncengkan sepeda motor. Ketika terjadi banjir besar di Semarang tahun
1991, beliau berjalan dari kediaman beliau menengok keadaan kabar murid
murid beliau. Beliau pun ketika hadir di majlis beliau di Sragen, beliau hadir
berangkat dengan murid-murid beliau naik angkutan umum.

Ada satu hal menarik, ketika beliau menyanggupi untuk mengisi acara tahlil di

sebuah rumah, kebetulan rumah shohibul bayt kebanjiran. Beliau meminta agar
disediakan kursi, “Mari kita mulai di tempat ini, karena banjir tidak boleh
menyebabkan terganggunya hal-hal yang baik.” Tidak ada kebaikan yang
ringan, semua kebaikan itu berat, begitu nasehat beliau.

Nasehat-nasehat beliau adalah menghormati orang tua, beliau pernah berkata

bahwa kunci hidup beliau adalah Ibu ; beliau menganggap murid-murid
kecintaan beliau sebagai anak beliau sendiri ; kita harus senantiasa bersabar
karena sabar tidak ada batasnya ; kita harus senantiasa bermusyawarah dalam
semua hal, kalau ada sesuatu mintalah pendapat pada yang lebih tua ;
datanglah ke majlis-majlis kebaikan, majlis ta’lim, ambil yang baik buang
yang tidak baik. Tapi kalau majlis-majlis itu sudah mengajarkan untuk
bergolong-golongan maka tinggalkanlah majlis-majlis itu karena pasti tidak ada
kebaikan di dalamnya.

Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri berpulang

ke rahmatulloh pada tanggal 26 Juli 1997 / 21 Robi’ul Awwal 1417, tepat satu
minggu setelah beliau memandikan Sayyidy al-Habib Syeh bin Abubakar
Assegaf di Solo. Menjelang beliau berpulang ke rahmatulloh, beliau masih
mengisi acara, memberi nasehat ke murid-murid beliau. Nasehat terakhir
beliau adalah agar memperhatikan sholat 5 waktu.

Insya Alloh dengan mengikuti langkah-langkah beliau, maka kita akan sampai

ke langkah-langkah datuk-datuk beliau dan insya Alloh akan sampai ke
langkah-langkah Sayyidina Rosulillah Muhammad Saw.
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta,
Astaghfiruka wa atuubu ilaika…

Wallohu a’lam bishshowab

Tawasul


Memang banyak pemahaman saudara-saudara kita muslimin yang perlu diluruskan tentang tawasul, tawassul adalah berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih, orang shalih, malaikat, atau orang-orang mukmin. Tawassul merupakan hal yang sunnah, dan tak pernah ditentang oleh Rasul saw, tak pula oleh Ijma Sahabat radhiyallahuanhum, tak pula oleh Tabiin, dan bahkan para Ulama dan Imam-Imam besar Muhadditsin, mereka berdoa tanpa perantara atau dengan perantara, dan tak ada yang menentangnya, apalagi mengharamkannya, atau bahkan memusyrikkan orang yang mengamalkannya.


Pengingkaran hanya muncul pada abad ke 19-20 ini, dengan munculnya sekte sesat yang memusyrikkan orang-orang yang bertawassul, padahal Tawasul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits shahih dibawah ini : Wahai Allah, Demi orang-orang yang berdoa kepada Mu, demi orang-orang yang bersemangat menuju (keridhoan) Mu, dan Demi langkah-langkahku ini kepada (keridhoan) Mu, maka aku tak keluar dengan niat berbuat jahat, dan tidak pula berniat membuat kerusuhan, tak pula keluarku ini karena Riya atau sumah.. hingga akhir hadits. (HR Imam Ahmad, Imam Ibn Khuzaimah, Imam Abu Naiem, Imam Baihaqy, Imam Thabrani, Imam Ibn Sunni, Imam Ibn Majah dengan sanad Shahih). Hadits ini kemudian hingga kini digunakan oleh seluruh muslimin untuk doa menuju masjid dan doa safar.


Tujuh Imam Muhaddits meriwayatkan hadits ini, bahwa Rasul saw berdoa dengan Tawasul kepada orang-orang yang berdoa kepada Allah, lalu kepada orang-orang yang bersemangat kepada keridhoan Allah, dan barulah bertawassul kepada Amal shalih beliau saw (demi langkah2ku ini kepada keridhoan Mu).


Siapakah Muhaddits?, Muhaddits adalah seorang ahli hadits yang sudah hafal 10.000 (sepuluh ribu) hadits beserta hukum sanad dan hukum matannya, betapa jenius dan briliannya mereka ini dan betapa Luasnya pemahaman mereka tentang hadist Rasul saw, sedangkan satu hadits pendek, bisa menjadi dua halaman bila disertai hukum sanad dan hukum matannya. Lalu hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh Muhaddits.., apakah kiranya kita masih memilih pendapat madzhab sesat yang baru muncul di abad ke 20 ini, dengan ucapan orang-orang yang dianggap muhaddits padahal tak satupun dari mereka mencapai kategori Muhaddits , dan kategori ulama atau apalagi Imam Madzhab, mereka bukanlah pencaci, apalagi memusyrikkan orang-orang yang beramal dengan landasan hadits shahih.


Masih banyak hadits lain yang menjadi dalil tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Abu Nu'aim, Thabrani dan Ibn Hibban dalam shahihnya, bahwa ketika wafatnya Fathimah binti Asad (Bunda dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, dalam hadits itu disebutkan Rasul saw rebah/bersandar dikuburnya dan berdoa : Allah Yang Menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup tak akan mati, ampunilah dosa Ibuku Fathimah binti Asad, dan bimbinglah hujjah nya (pertanyaan di kubur), dan luaskanlah atasnya kuburnya, Demi Nabi Mu dan Demi para Nabi sebelum Mu, Sungguh Engkau Maha Pengasih dari semua pemilik sifat kasih sayang.", jelas sudah dengan hadits ini pula bahwa Rasul saw bertawassul di kubur, kepada para Nabi yang telah wafat, untuk mendoakan Bibi beliau saw (Istri Abu Thalib).


Demikian pula tawassul Sayyidina Umar bin Khattab ra. Beliau berdoa meminta hujan kepada Allah : Wahai Allah.. kami telah bertawassul dengan Nabi kami (saw) dan Engkau beri kami hujan, maka kini kami bertawassul dengan Paman beliau (saw) yang melihat beliau (saw), maka turunkanlah hujan..?. maka hujanpun turun. (Shahih Bukhari hadits no.963 dan hadits yang sama pada Shahih Bukhari hadits no.3508).

Umar bin Khattab ra melakukannya, para sahabat tak menentangnya, demikian pula para Imam-Imam besar itu tak satupun mengharamkannya, apalagi mengatakan musyrik bagi yang mengamalkannya, hanyalah pendapat sekte sesat ini yang memusyrikkan orang yang bertawassul, padahal Rasul saw sendiri berrtawassul. Apakah mereka memusyrikkan Rasul saw?, dan Sayyidina Umar bin Khattab ra bertawassul, apakah mereka memusyrikkan Umar ?, Naudzubillah dari pemahaman sesat ini.

Mengenai pendapat sebagian dari mereka yang mengatakan bahwa tawassul hanya boleh pada orang yang masih hidup, maka entah darimana pula mereka mengarang persyaratan tawassul itu, dan mereka mengatakan bahwa orang yang sudah mati tak akan dapat memberi manfaat lagi.., pendapat yang jelas-jelas datang dari pemahaman yang sangat dangkal, dan pemikiran yang sangat buta terhadap kesucian tauhid..

Jelas dan tanpa syak bahwa tak ada satu makhlukpun dapat memberi manfaat dan mudharrat terkecuali dengan izin Allah, lalu mereka mengatakan bahwa makhluk hidup bisa memberi manfaat, dan yang mati mustahil?, lalu dimana kesucian tauhid dalam keimanan mereka? Tak ada perbedaan dari yang hidup dan yang mati dalam memberi manfaat kecuali dengan izin Allah.., yang hidup tak akan mampu berbuat terkecuali dengan izin Allah, dan yang mati pun bukan mustahil memberi manfaat bila dikehendaki Allah. karena penafian kekuasaan Allah atas orang yang mati adalah kekufuran yang jelas.

Ketahuilah bahwa tawassul bukanlah meminta kekuatan orang mati atau yang hidup, tetapi berperantara kepada keshalihan seseorang, atau kedekatan derajatnya kepada Allah swt, sesekali bukanlah manfaat dari manusia, tetapi dari Allah, yang telah memilih orang tersebut hingga ia menjadi shalih, hidup atau mati tak membedakan Kudrat ilahi atau membatasi kemampuan Allah, karena ketakwaan mereka dan kedekatan mereka kepada Allah tetap abadi walau mereka telah wafat.


Contoh lebih mudah, anda ingin melamar pekerjaan, atau mengemis, lalu anda mendatangi seorang saudagar kaya, dan kebetulan mendiang tetangga anda yang telah wafat adalah abdi setianya yang selalu dipuji oleh si saudagar, lalu anda saat melamar pekerjaan atau mungkin mengemis pada saudagar itu, anda berkata : "Berilah saya tuan.. (atau) terimalah lamaran saya tuan, saya mohon.. saya adalah tetangga dekat fulan, nah.. bukankah ini mengambil manfaat dari orang yang telah mati?, bagaimana dengan pandangan bodoh yang mengatakan orang mati tak bisa memberi manfaat??, jelas-jelas saudagar akan sangat menghormati atau menerima lamaran pekerjaan anda, atau memberi anda uang lebih, karena anda menyebut nama orang yang ia cintai, walau sudah wafat, tapi kecintaan si saudagar akan terus selama saudagar itu masih hidup?, pun seandainya ia tak memberi, namun harapan untuk dikabulkan akan lebih besar, lalu bagaimana dengan Arrahmaan Arrhiim, Yang Maha Pemurah dan Maha Menyantuni?? dan tetangga anda yang telah wafat tak bangkit dari kubur dan tak tahu menahu tentang lamaran anda pada si saudagar, NAMUN ANDA MENDAPAT MANFAAT BESAR DARI ORANG YANG TELAH WAFAT.


aduh...aduh... entah apa yang membuat pemikiran mereka sempit hingga tak mampu mengambil permisalan mudah seperti ini. Firman Allah : "MEREKA ITU TULI, BISU DAN BUTA DAN TAK MAU KEMBALI PADA KEBENARAN" (QS Albaqarah-18). Wahai Allah beri hidayah pada kaumku, sungguh mereka tak mengetahui.


Wassalam.


Sumber : Al-Habib Munzir Bin Fuad Almusawa